Artikel

Upaya dan Solusi Mengurangi Emisi GRK (Gas Rumah Kaca)

Tentang Upaya dan Solusi Mengurangi GRK di Tanah Air

Upaya dan solusi mengurangi GRK (Gas Rumah Kaca) perlu dilakukan secepat mungkin untuk menghindari kerusakan dari pemanasan global. Dampak gas rumah kaca di tanah air sendiri sudah banyak dirasakan pada berbagai sektor. Suhu yang semakin meningkat berimbas pada kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup sekitar. 

Oleh sebab itu, andil pemerintah dan masyarakat luas dibutuhkan untuk mencegah parahnya dampak global warming di tanah air. Berikut adalah perkembangan upaya dan solusi mengurangi dan inventaris GRK yang telah dilakukan sejauh ini.

Upaya Indonesia Mengurangi GRK

Demi mewujudkan transisi pengurangan emisi karbon di Indonesia, pemerintah telah berkomitmen untuk menurunkan emisi GRK sebesar 29% pada tahun 2030 mendatang. Dengan adanya dukungan internasional maka level emisi karbon bisa dinaikkan hingga 41%. Langkah ini menjadi salah satu solusi mengurangi GRK di tanah air. 

Pemerintah telah mengambil beberapa langkah yang dilaksanakan dalam beberapa sektor, di antaranya adalah Forestry and Other Land Uses (FOLU), pertanian, energi, pengolahan limbah, serta Industrial Process and Product Uses (IPPU). Secara keseluruhan, upaya pengurangan GRK berfokus pada sektor kehutanan dan guna lahan. 

Sektor kehutanan dan guna lahan diklaim sebagai kontributor GRK terbesar di Indonesia selain dari sektor FOLU yang dapat menghasilkan sekitar 60% emisi karbon, dan sektor energi yang mampu menghasilkan 36% GRK. 

Solusi mengurangi GRK yang sektor FOLU lakukan dapat dilihat dari tren positif pengendalian kebakaran lahan dan hutan. Pada tahun 2020, persentase pengendalian kebakaran berada di angka 82%. 

Kemudian, pemerintah juga telah melaksanakan proses rehabilitasi hutan bakau dengan target seluas 600.000 hektar pada tahun 2024. Indonesia memiliki ambisi besar pada sektor FOLU sebagai carbon net sink di 2030. Langkah ini dilakukan untuk mewujudkan terjadinya netralitas karbon di sektor tersebut.

Pada bidang energi, pemerintah juga turut mengambil langkah besar sebagai upaya mewujudkan energi terbarukan. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan melakukan pengembangan biofuel, pembangunan pembangkit tenaga surya, pengembangan mobil listrik serta pengembangan industri berbasis energi bersih. 

Strategi Pengurangan Emisi GRK di Sektor Industri Indonesia

Industri menjadi salah satu sektor yang diprioritaskan dalam mencegah meningkatnya emisi gas rumah kaca. Berbagai solusi mengurangi GRK pada sektor ini telah diusulkan dan dilaksanakan, termasuk terkait hal insentif pajak hingga penerapan inovasi teknologi rendah karbon. 

Penerapan teknologi ramah lingkungan, inisiatif keuangan berkesinambungan, penggunaan biochar (bahan padat kaya karbon hasil konversi dari limbah organik), ekonomi sirkular, serta kerja sama antar sektor dilakukan untuk mengurangi emisi karbon pada sektor industri. Beberapa upaya strategis yang dilakukan pemerintah saat ini di antaranya seperti moratorium Pembangkit Listrik Tenaga Uap serta kebijakan mewajibkan biodiesel (alternatif bahan bakar dari tumbuhan atau hewan). Kebijakan ini diterapkan sebagai upaya mewujudkan target pengurangan emisi karbon sebesar 29% pada tahun 2030 mendatang. 

Indonesia sendiri juga telah melakukan beberapa kolaborasi yang sukses terjalin antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Perusahaan seperti PT. ChemStar Indonesia Tbk, PT Medco Energi Internasional Tbk, dan Pertamina telah bermitra dengan Osaka Gas, JGC Holdings, dan INPEX untuk bekerja sama mengurangi gas rumah kaca

Program kebijakan pajak karbon di Indonesia juga termasuk salah satu cara yang dilakukan pemerintah untuk mencegah meningkatnya gas rumah kaca di tanah air. Kehadiran pajak karbon akan mendorong banyak perusahaan untuk mengurangi penggunaan gas rumah kaca. 

Sejauh ini, OJK (Otoritas Jasa Keuangan) pun telah mengeluarkan alat klasifikasi untuk industri keuangan dalam rangka melindungi lingkungan dan menjadi solusi mengurangi GRK. 

Hal ini akan menghasilkan insentif kepada perusahaan yang berinvestasi pada sektor teknologi hijau dan proyek hijau. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pemanfaatan biochar bisa mengurangi emisi gas rumah kaca serta memperbaiki kualitas tanah. 

Perusahaan yang mampu menurunkan emisi karbon tentu akan memiliki reputasi dan citra yang positif. Reputasi dan citra ini juga dapat turut serta menumbuhkan kesadaran para konsumen untuk lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar. 

Solusi Mengurangi GRK yang Dapat Dimulai dari Rumah

Tak hanya pemerintah, masyarakat pun memiliki peran besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. Langkah apa saja yang bisa dimulai dari rumah? Berikut ulasannya.

1. Mengurangi Kendaraan Pribadi

Kendaran berbahan bakar minyak  seperti mobil dan motor menjadi penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar. Semakin banyak pengguna kendaraan maka makin tinggi juga polusi emisi karbon yang dihasilkannya.

Untuk mencegah meningkatnya gas rumah kaca, maka solusi yang dapat Anda mulai sejak dini ialah dengan memanfaatkan fasilitas transportasi umum. 

Selain bisa mengurangi tingkat emisi karbon, menggunakan transportasi publik juga bisa mengurai kemacetan. Anda juga dapat mulai menggunakan sepeda saat bepergian. 

2. Membatasi Penggunaan Pendingin Udara

Solusi mengurangi GRK juga dapat mulai Anda wujudkan dengan membatasi penggunaan mesin pendingin ruangan di rumah. Setiap pendingin udara umumnya menggunakan gas CFC atau chlorofluorocarbon. Meskipun berguna untuk kebutuhan sehari-hari, akan tetapi penggunaan gas CFC yang berlebihan dapat membuat lapisan ozon bumi makin menipis. 

3. Efisiensi Penggunaan Listrik sebagai Solusi Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Listrik menjadi salah satu bagian penting dalam kehidupan sehari-hari karena penggunaan teknologi zaman ini. Meskipun demikian, produksi energi listrik yang meningkat setiap harinya justru menjadi salah satu penyumbang emisi karbon terbesar di tanah air. Khususnya jika energi listrik bersumber dari bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui seperti batubara, minyak bumi hingga gas alam.

Saat dipanaskan, batu bara akan menghasilkan emisi karbon. Inilah yang menjadi salah satu penyebab gas rumah kaca pada atmosfer bumi. Sebagai solusinya, Anda dapat mematikan lampu dan melepas berbagai steker listrik yang sedang tidak digunakan. 

Anda juga bisa memanfaatkan matahari sebagai sumber cahaya pengganti lampu atau sebagai sumber panas alami saat menjemur cucian. Langkah-langkah sederhana ini dapat memberikan efek yang cukup besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca jika dilakukan oleh masyarakat.

4. Kurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Sampah plastik juga bisa menghasilkan gas rumah kaca. Pasalnya, sampah plastik yang tidak bisa terurai dengan sempurna di tanah umumnya akan dibakar. Kemudian, proses pembakaran sampah akan mengeluarkan emisi karbon. 

Dengan demikian, TPA atau Tempat Pembuangan Akhir menjadi area penghasil gas rumah kaca yang dapat mengancam lapisan ozon atmosfer bumi.Oleh sebab itu, kesadaran akan penggunaan sampah plastik masyarakat wajib untuk ditingkatkan. Dengan begitu, setiap orang akan lebih bijak dalam menggunakan produk plastik.  

Setiap bisnis atau perusahaan hendaknya melakukan validasi dan verifikasi gas rumah kaca sebagai upaya sekaligus solusi mengurangi GRK. Hal ini penting untuk dilakukan dalam mendukung komitmen pemerintah terhadap penurunan emisi karbon pada tahun 2030. 

Anda dapat memastikan klaim karbon perusahaan Anda dengan pihak ketiga yang kompeten dan independen Sucofindo. Sebagai lembaga inspeksi validasi dan verifikasi, Sucofindo menyediakan layanan dan jasa pemeriksaan yang profesional dan komprehensif untuk menghasilkan laporan yang akurat. Informasi lebih lanjut terkait layanan ini dapat Anda temukan di laman situs Sucofindo.

Suka dengan apa yang Anda baca?
Bagikan berita ini: