ArtikelKelautan dan Perikanan

Energi Gelombang Laut: Potensi EBT Terbesar di Indonesia

Pernah dengar tentang energi gelombang laut yang digunakan sebagai sumber listrik? Faktanya, laut dapat menjadi sumber daya yang multifungsi bagi kehidupan manusia hingga mampu dimanfaatkan untuk sumber energi listrik sehari-hari.

Di Indonesia sendiri, gelombang laut dilihat sebagai potensi energi baru terbarukan, atau EBT, yang dapat menandingi sinar matahari. Untuk memahami lebih jauh tentang sumber energi dari gelombang laut, simak pembahasannya berikut ini!

Mengenal Apa Itu Energi Gelombang Laut

Air laut memiliki sifat tidak akan habis, sehingga potensinya untuk dijadikan sumber energi dalam kurun waktu yang lama sangat besar. Energi dari laut bisa didapatkan melalui gelombang laut, yakni gerak naik dan turun permukaan laut karena faktor seperti angin hingga gerakan seismik, yang kemudian membentuk kurva. 

Adapun energi gelombang laut itu sendiri pada dasarnya merupakan perpindahan energi alami dari angin ke gelombang yang terjadi saat angin bertiup di atas air laut. Daya yang dihasilkan dari proses tersebut disebut dengan fluks energi gelombang.

Pada penerapannya, energi dari gelombang laut berupa energi kinetik yang bisa menggerakkan turbin. Kemudian, gelombang laut naik ke dalam generator dan menekan udara untuk keluar dari ruang tersebut agar turbin dapat berputar.

Lalu, saat air turun udara pun akan masuk dari luar ke ruang generator agar turbin berputar kembali. Begitu seterusnya cara kerja energi dari gelombang laut pada alat pembangkit energinya.

Gelombang Laut, Energi Terbarukan Terbesar di Indonesia 

Memanfaatkan dan mengeksplorasi potensi sumber energi dari alam merupakan solusi berkelanjutan yang bisa dilakukan. Salah satu potensi terbesar yang bisa dimanfaatkan adalah laut, tepatnya gelombang laut dengan peluang sumber energi terbarukan.

Melihat garis pantai selatan Indonesia yang mencapai hingga empat ribu kilometer, potensi energi dari gelombang laut terbilang menjanjikan. Hal tersebut disebabkan oleh faktor bahwa gelombang laut memiliki densitas energi serta daya yang besar, faktor pemanfaatan yang tinggi, hingga sumber dayanya bisa diprediksi.

Jika dibandingkan dengan energi angin, gelombang laut memiliki energi dengan densitas daya empat kali lebih tinggi. Tidak hanya itu, energi dari gelombnag laut pun menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah daripada pembangkit listrik non terbarukan, yaitu 6g CO2/KWh daripada 250g CO2/KWh.

1. Potensi Energi Gelombang Laut Indonesia

Laut Indonesia bagian selatan dapat menghasilkan energi sebesar 10 hingga 20 kW/m. Walau jumlah tersebut lebih rendah bila dibandingkan dengan laut negara lain yang gelombnag dan anginnya lebih besar, Indonesia memiliki kelebihan lain.

Kelebihan tersebut adalah pemasangan konverter energi gelombang yang lebih ekonomis dan mudah sebab tingkat kegagalannya rendah dan masalah perawatannya minim.

Berdasarkan laporan penelitian oleh National Oceanic and Atmospheric Administration selama 21 tahun terakhir, laut di wilayah selatan Indonesia memiliki gelombang yang tingginya 2 meter dengan  rata-rata periode gelombang selama 12 detik.

Untuk wilayah Jawa, Nusa Tenggara, hingga Bali, area laut yang potensial berada di Yogyakarta, Cilacap, Jember, serta Bali. Potensi energi gelombang laut daerah tersebut berada di atas 40 kW/m. 

Lalu, untuk daerah seperti Lombok, Sumba, Trenggalek, hingga Cianjur, potensi energi dari gelombang lautnya ada di skala menengah mulai dari 20 hingga 30 kW/m. Angka tersebut didapatkan dengan memanfaatkan data observasi laut daerah terkait dengan model numerik gelombang yang terdapat pada penelitian sebelumnya.

Bila diukur secara keseluruhan, maka potensi energi dari gelombang laut Indonesia dapat mencapai hingga 1,49 TW, yang mana pertimbangannya adalah 10 kW/menjadi fluks energi gelombang minimum untuk 40% garis pantai di Indonesia.

Ilustrasi perhitungan lainnya, bila 10% pantai di bagian selatan Jawa memasang konverter energi gelombang, maka energi yang dihasilkan dapat mencapai hingga 5,9 GW listrik. Jumlah tersebut sama dengan 10% produksi listrik di Indonesia. 

Klasifikasi Konverter Energi dari Energi Gelombang Laut

Untuk mengubah energi dari gelombang laut menjadi listrik, maka konverter energi gelombang atau Wave Energy Converter (WEC) pun dibutuhkan. Klasifikasi konverter tersebut didasarkan pada prinsip kerja, lokasi (nearshore, offshore, shoreline), hingga cara penangkapan energinya.

Teknologi pada konverter gelombang ini bekerja dengan prinsip mengakumulasi energi dari gelombang laut yang digunakan menggerakkan turbin. Cukup banyak metode yang bisa diaplikasikan pada konverter energi ini, tetapi mari bahas tiga macam konverter menurut IEA-Ocean Energy System berikut ini.

1. Overtopping

Konverter jenis ini memiliki reservoir yang dapat menampung maupun menangkap air dari wave crest atau puncak gelombang yang melebihi tinggi perangkatnya. Overtopping bisa dibangun floating maupun terpancang.

Kemudian, air yang masuk ke reservoir akan mengalir ke arah bawah dikarenakan ada gravitasi, atau lebih tepatnya perubahan dari yang awalnya energi kinetik gelombang ke energi potensial yang dapat menggerakkan turbin hidro. Konverter jenis overtopping memiliki tingkat efisiensi teknologi sebesar 17%.

2. Oscillating Bodies

Kemudian, ada konverter jenis oscillating bodies atau sistem tubuh berosilasi, yang pembangunannya bisa terendam maupun terapung. Sistem konverter ini paling tidak terdiri dari dua bagian rangka atau tubuh yang bergerak relatif terhadap satu dengan lainnya.

Contohnya, ketika sedang mode heaving karena gelombang, maka satu benda akan naik lebih cepat daripada benda yang lain dikarenakan sifat hidrodinamika serta faktor massa properti alat.

Pergerakan yang relatif antara dua benda tersebut lalu memicu terjadinya mekanisme Power Take Off (PTO) generator linear atau pun sistem hidrolik. Ketika sedang dalam mode rotasi, perangkat akan memanfaatkan peristiwa perambatan gelombang dengan induksi rotasi yang bisa memompa sistem hidrolik. Efisiensi untuk konverter ini kurang dari jenis sebelumnya, yaitu 16%.

3. Oscillating Water Column

Konverter OWC atau Oscillating Water Column keberadaannya dapat terpancang maupun terapung. Konverter ini terbuka di bawah permukaan laut, yang mana udara terperangkap di dalam chamber atau ruang, yang ruang tersebut terbuka terhadap atmosfer melewati lubang berisi turbin angin.

Lalu, udara yang terdapat di dalam ruang atau chamber tersebut pun terkompresi dan terdekompresi dari level air yang berubah pada chamber. Angin pun akhirnya akan bergerak keluar maupun masuk melalui turbin tersebut.

Untuk turbin yang umum digunakan adalah wells turbine. Terlepas dari arah udaranya, turbin tersebut akan bergerak secara satu arah saja. Untuk efisiensi teknologi pada konverter ini adalah 29%.

Melihat potensi laut Indonesia yang ideal sebagai sumber energi baru terbarukan melalui pemanfaatan energi gelombang laut, bukan berarti Anda bisa mengeksploitasi sumber energi tidak terbarukan begitu saja.

Justru, hal tersebut menjadi pengingat untuk tetap hemat dan melestarikan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui namun dimanfaatkan sebagai sumber energi. Maka dari itu, praktik pengelolaan energi yang ramah lingkungan pun penting Anda lakukan. 

Sucofindo hadir sebagai perusahaan dengan layanan audit energi untuk segala sektor industri. Anda bisa mendapatkan bimbingan dari profesional di bidangnya untuk mengidentifikasi potensi penghematan energi yang efektif.

Jadi, Anda pun bisa mewujudkan lingkungan yang berkelanjutan dengan menghemat energi. Hubungi kami di sini untuk informasi lengkap dan konsultasi tentang layanan audit energi profesional!

Artikel Lainnya

Suka dengan apa yang Anda baca?
Bagikan berita ini:

Berita Terkait