Artikel

Teknik Sampling untuk Analisis dan Pemantauan Lingkungan

Dalam upaya pemantauan lingkungan, teknik sampling memegang peranan penting bagi para peneliti dan pihak petugas bagian kontrol lingkungan. Bayangkan saja bila para peneliti harus mengumpulkan seluruh udara yang ada terlebih dahulu agar dapat mengetahui tingkat polusi di ibu kota, akan menyusahkan bukan?

Itulah mengapa, sampling menjadi cara yang selama ini digunakan untuk menganalisis dan memantau kondisi lingkungan. Tentu saja pengambilan sampel perlu menggunakan pendekatan yang sesuai agar penelitian tidak menjadi sia-sia. Lalu, bagaimana sebaiknya teknik sampling dilakukan? Simak pembahasan berikut!

Apa Itu Teknik Sampling Lingkungan

Teknik sampling lingkungan sebenarnya digunakan dalam bidang konservasi, ekologi, serta biologi, sebagai bagian dari penelitian ilmiah yang bertujuan mempelajari mengenai flora dan fauna di suatu wilayah tertentu, serta menentukan keanekaragaman hayati suatu habitat.

Para peneliti akan mengambil sampel dari fauna maupun flora agar dapat digunakan dalam penelitian sebagai usaha memahami lingkungan, cara berinteraksi dan perilakunya. 

Dalam tujuan pemantauan lingkungan, teknik sampling dilakukan oleh peneliti dengan mengumpulkan sampel representatif dari suatu lingkungan agar dapat dianalisis dan menghasilkan informasi mengenai komposisi area lingkungan tersebut.

Pengambilan sampel lingkungan dapat berupa air, udara, hingga tanah, pada sebuah area lingkungan yang mengalami masalah. Contohnya, peneliti melakukan teknik sampling pada tanah di area kebocoran tangki minyak untuk mengetahui tingkat kontaminasi pada tanah. 

Teknik sampling lingkungan perlu memperhatikan faktor seperti tujuan penelitian, pola dan variabilitas pencemaran lingkungan, hingga biaya penelitian, sehingga pelaksanaan sampling lingkungan dapat berjalan efektif dan efisien.

Pentingnya Teknik Sampling untuk Pemantauan Lingkungan

Bila Anda membayangkan bahwa memantau lingkungan bisa melalui satelit yang memindai seluruh permukaan bumi lalu memberikan data analisis lengkap secara otomatis, maka hal tersebut tidak tepat.

Sebaliknya, pihak peneliti dan petugas pengontrol lingkungan yang menjalankan tugas pemantauan lingkungan tersebut dengan menggunakan teknik sampling. Itulah mengapa, teknik sampling ini penting karena dibutuhkan untuk mengetahui fakta kondisi sebuah lingkungan.

Sebab, tidak mungkin bagi para peneliti untuk mengumpulkan seluruh air di laut untuk menganalisis pencemaran yang terjadi. Sehingga, peneliti akan menerapkan teknik sampling dengan mengambil sebagian air laut sebagai bekal penelitian untuk analisis pencemaran laut.

Peneliti pun harus mengumpulkan sampel yang benar-benar mewakili area lingkungan dengan akurat, mengingat sampel hanya bagian kecil saja dari luasnya lingkungan tersebut. Jadi, pada saat penelitian dilakukan hasil analisisnya bisa mewakili kondisi keseluruhan lingkungan yang diambil sampelnya.

Maka dari itu, peneliti harus memperhatikan hal-hal seperti lokasi, waktu, serta jumlah sampel yang diperlukan ketika pengambilan sampel. Selain itu, sampel pun harus dijaga dengan baik selama proses distribusi ke laboratorium penelitian hingga proses penyimpanannya.

Apabila proses pengambilan dan pengumpulan sampel tidak dikumpulkan dengan benar serta tidak mewakili lingkungan yang dianalisis, maka risiko penelitian dan pekerjaan yang telah dilakukan dalam laboratorium akan berakhir sia-sia.

Jadi, teknik sampling perlu dilakukan dengan sangat hati-hati guna menghindari kesalahan atau bias saat proses penelitian dan analisis kondisi lingkungan. 

Pendekatan Pengambilan Sampel Pemantauan Lingkungan 

Untuk tujuan memantau kondisi lingkungan, data seperti udara, tanah, air, hingga biota akan dikumpulkan pada lingkungan yang terkena limbah atau polutan. Pada domain lingkungan yang homogen, maka satu sampel akan cukup untuk mewakili kondisi lingkungan tersebut. 

Sedangkan, pada lingkungan yang heterogen pengambilan sampelnya perlu lebih dari satu. Adapun pendekatan pengambilan sampel yang bisa digunakan untuk memantau kondisi lingkungan adalah sebagai berikut:

1. Sampling Sistematis

Pemantauan lingkungan dengan teknik sampling sistematis pengukurannya dilakukan pada lokasi maupun waktu menyesuaikan dengan pola yang sudah ditentukan sebelumnya. Sebagai contoh, area lingkungan yang menjadi tujuan penelitian akan dibagi dengan kisi, lalu sampel pun diambil dari setiap titik kisi. 

Lalu, contoh lain pada sampling untuk polusi udara dengan teknik ini dapat dilakukan dengan mengambil sampel udara pada interval waktu teratur seperti setiap dua jam sekali. Jadi, pendekatan sampling sistematis tidak membutuhkan pengetahuan mengenai distribusi polutan sebelumnya. 

Selain itu, pendekatan ini mudah penerapannya untuk mendapatkan sampel lingkungan yang tidak bias. Hanya saja pendekatan ini perlu pengambilan sampel lebih banyak dari pendekatan sampling lainnya.

2. Pengambilan Sampel Acak

Sampel acak diterapkan atas dasar probabilitas bahwa setiap unit pada populasi yang ada adalah sama. Pendekatan ini cocok pada lingkungan dengan pola populasi yang jelas dan tidak memiliki tren populasi.

Apabila sistem bervariasi dalam waktunya, maka sampling dilakukan pada waktu yang berbeda, jadi setiap waktu memiliki kesempatan setara untuk dipilih. Lalu, bila sistem bervariasi dalam lokasinya, maka pengambilan sampel dilakukan di permukaan lalu turun ke dalamnya agar setiap titik di dalam ruang tiga dimensi berpeluang sama untuk dipilih.

3. Sampling Judgmental

Pengetahuan mengenai variasi temporal maupun spasial dari polutan digunakan dalam menentukan waktu serta lokasi pengambilan sampel. Misalnya, pada area danau pengambilan sampel hanya dapat dilakukan di sekitar area titik pembuangan.

Cara pengambilan sampel judgmental ini akan memberikan bias dalam pengukuran sampel. Lebih jelasnya, memang kurang tepat bila mengambil kesimpulan bahwa rata-rata konsentrasi pada titik pengambilan sampel yang berkerumun merupakan konsentrasi dari keseluruhan danau.

Namun, titik pengambilan sampel tersebut merupakan titik yang paling menggambarkan kandungnya aliran limbah. Itulah mengapa, pendekatan sampling judgmental digunakan pada cukup banyak kasus, terutama yang tujuan analisisnya adalah mengidentifikasi polutan saja.

4. Pengambilan Sampel Stratifikasi

Saat suatu sistem mendeteksi kandungan beberapa area berbeda, maka sampling dapat dilakukan secara terpisah menggunakan skema pengumpulan sampel secara bertingkat atau sampel stratifikasi. 

Populasi target sampel akan dibagi ke dalam beberapa strata atau wilayah yang berbeda. Untuk menghindari tumpang tindih, strata akan dipilih lalu dilakukan pengambilan sampel secara acak pada setiap strata. 

Contohnya, pengambilan sampel pada laguna atau kolam yang terdapat limbah minyak mengapung di atas airnya serta terdapat endapan di bagian bawah. Maka, strata akan dipilih menjadi fungsi kedalaman, lalu sampel akan diambil secara acak di dalam setiap strata.

5. Pengambilan Sampel Sembarangan (Haphazard)

Pendekatan teknik sampling yang satu ini melakukan pengambilan sampel yang lokasi maupun waktu pengambilannya dipilih dengan sewenang-wenang. Jenis pendekatan sampling ini lebih cocok dan masuk akal digunakan pada sistem lingkungan yang homogen.

Pada sebagian besar sistem lingkungan, variabilitasnya cenderung temporal ataupun spasial secara signifikan, sehingga pengambilan sampel sembarangan ini seringkali mengarah pada hasil analisis yang  bias.

Namun, pendekatan sampel sembarangan bisa digunakan menjadi teknik penyaringan di tahap awal untuk identifikasi permasalahan yang bisa terjadi sebelum pengambilan sampel dengan skala penuh dijalankan.

Demikian pembahasan mengenai pentingnya teknik sampling untuk pemantauan lingkungan serta berbagai pendekatan teknik yang bisa Anda gunakan. Memantau lingkungan menjadi hal krusial yang harus diperhatikan, terutama bagi perusahaan yang menghasilkan limbah seperti industri pertambangan.

Anda bisa bekerja sama dengan perusahaan yang menyediakan layanan pengujian dan analisis lingkungan, seperti Sucofindo. Kami menawarkan layanan pemantauan kualitas lingkungan yang memadai dengan lebih dari 65 laboratorium tersebar di seluruh Indonesia.

Hubungi kami disini untuk konsultasi lebih lanjut dan mendapatkan informasi lengkap mengenai pemantauan kualitas lingkungan bagi perusahaan Anda!

Artikel Lainnya

Suka dengan apa yang Anda baca?
Bagikan berita ini:

Berita Terkait