Energi Baru dan Terbarukan (EBT) adalah topik yang semakin mencuri perhatian di seluruh dunia untuk sektor lingkungan dan energi. Di tengah kekhawatiran akan perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya fosil, potensi EBT di Indonesia memiliki peluang besar.
Namun, meskipun potensinya besar, perkembangan EBT di Indonesia masih berjalan lambat akibat kendala dari beberapa aspek. Jadi, penting bagi Anda selaku pelaku industri untuk memahami seperti apa potensi jenis-jenis EBT dan perkembangannya di Indonesia sejauh ini.
Apa Itu EBT?
Sebelum membahas lebih lanjut terkait potensi EBT di Indonesia, pahami dulu sebenarnya apa yang dimaksud dengan Energi Terbarukan (EBT). Pada dasarnya, ini merujuk pada sumber daya atau energi yang dapat diperbaharui secara alami dan tidak terbatas dalam hal ketersediaannya.
Intinya, ini adalah jenis sumber daya yang dapat diperbaharui dalam waktu singkat dan dapat digunakan secara berkelanjutan. Oleh karena itu, EBT dikenal sebagai energi bersih karena tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim.
Jenis-Jenis Energi Terbarukan
Karena potensinya yang sangat besar, bisa dibilang EBT adalah solusi kunci untuk mengatasi tantangan energi global saat ini, termasuk perubahan iklim, keterbatasan sumber daya fosil, dan pencemaran lingkungan.
Lalu, apa saja jenis-jenis energi terbarukan yang umum dimanfaatkan dan juga tersedia secara masif di Indonesia? Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Energi Surya (Solar Energy)
Energi surya adalah salah satu jenis energi terbarukan yang paling dikenal. Sesuai namanya, jenis energi ini memanfaatkan sinar matahari untuk menghasilkan listrik atau panas.
Adapun panel surya terdiri dari sel fotovoltaik yang dapat menangkap energi matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Energi ini dapat digunakan baik untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang menyediakan listrik untuk rumah dan bisnis, maupun untuk sistem pemanas tenaga surya untuk air panas dan pemanas ruangan.
2. Energi Angin (Wind Energy)
Jenis energi selanjutnya dengan potensi yang cukup besar berasal dari pergerakan angin. Untuk menghasilkan energi tersebut, digunakan turbin yang dapat mengubah energi kinetik angin menjadi energi mekanik.
Energi mekanik tersebut kemudian diubah menjadi listrik melalui generator. Turbin angin sendiri dapat berada di daratan (onshore) ataupun di area lepas pantai (offshore). Secara umum, energi angin telah berkembang pesat dan menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang paling banyak dimanfaatkan di dunia.
3. Energi Air (Hydropower)
Potensi EBT di Indonesia selanjutnya berasal dari energi air, yang bisa dibuat menjadi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) menggunakan air yang mengalir dari sungai atau bendungan untuk menghasilkan listrik.
Selain tenaga angin, ini adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang paling tua dan banyak digunakan di seluruh dunia. PLTA dapat menghasilkan daya yang besar dan memiliki keunggulan dalam penyimpanan energi karena dapat mengatur aliran airnya sesuai kebutuhan listrik.
4. Energi Biomassa (Biomass Energy)
Energi biomassa didapat dari bahan organik seperti kayu, limbah pertanian, sampah organik, dan limbah industri. Itu sebabnya, ini merupakan salah satu pilihan energi yang lebih ramah lingkungan.
Energi ini adalah cara yang efektif untuk memanfaatkan sisa-sisa organik dan mengurangi limbah. Secara lebih spesifik, biomassa dapat digunakan untuk menghasilkan panas dan listrik melalui berbagai proses, termasuk pembakaran dan fermentasi.
5. Energi Panas Bumi (Geothermal Energy)
Energi panas bumi menggunakan panas yang dihasilkan dari dalam bumi, terutama di daerah vulkanik, untuk menghasilkan listrik. Secara umum, panas bumi dapat digunakan langsung untuk menghasilkan uap yang menggerakkan turbin.
Selain itu, energi geotermal juga dapat digunakan untuk memanaskan fluida yang kemudian bisa menghasilkan uap. Jadi, energi panas bumi adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang cukup stabil dan bisa diandalkan.
Perkembangan Potensi EBT di Indonesia
Sebenarnya, Indonesia memiliki potensi besar dalam hal pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (EBT). Di sisi lain, perkembangannya belum maksimal sehingga hasilnya pun belum bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Namun sejauh ini, berikut adalah perkembangan potensi energi terbarukan di Indonesia beserta implikasi positifnya:
1. Jenis-Jenis EBT yang Berpotensi Besar di Indonesia
Menurut analisis dari International Renewable Energy Agency (IRENA), potensi energi terbarukan Indonesia diperkirakan dapat mencapai 3.692 gigawatt (GW), termasuk potensi dari tenaga surya, angin, air, biomassa, panas bumi, arus laut, dan lain sebagainya.
Secara lebih spesifik, Indonesia memiliki potensi energi surya sekitar 2.898 GW, energi angin dari lepas pantai sekitar 589 GW, serta potensi energi air atau hidropower yang mencapai 94,6 GW. Di samping itu, Indonesia memiliki potensi panas bumi terbesar di dunia yaitu 23,4 GW.
2. Realisasi Kapasitas EBT di Indonesia Saat Ini
Meskipun potensi EBT di Indonesia sangat besar, namun faktanya kapasitas energi terbarukan yang terpasang di Indonesia masih sangat minim, yaitu sekitar 10,5 GW atau hanya sekitar 0,3% saja dari potensi yang ada.
Sebagai contoh, realisasi kapasitas energi surya yang terpasang hanya sekitar 0,2 GW, energi angin darat sekitar 0,2 GW, dan PLTP dari energi panas bumi hanya sebesar 2,3 GW saja. Ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi EBT yang belum dimanfaatkan dengan baik di Indonesia. Maka diperlukan juga konsultasi energi terbarukan yang tepat dengan yang ahli.
3. Tantangan dalam Pengembangan EBT di Indonesia
Tantangan utama dalam pengembangan EBT di Indonesia adalah pendanaan dan investasi yang kurang memadai. Setidaknya, Indonesia membutuhkan total investasi hingga US$2,4 triliun sampai tahun 2050 untuk mencapai target energi terbarukan.
Adapun berbagai tantangan lainnya yang perlu diperhatikan antara lain meliputi aspek regulasi yang belum cukup kuat, infrastruktur yang perlu ditingkatkan, dan teknologi yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
4. Kebijakan Pemerintah untuk Mendukung EBT
Untuk mendukung pengembangan potensi EBT di Indonesia, pemerintah telah mengeluarkan PP No 112 Tahun 2022 terkait Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Bisa dibilang, ini merupakan langkah positif untuk mendorong pengembangan EBT.
Selain itu, Indonesia juga turut andil untuk meningkatkan komitmen dalam pencapaian Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 dengan target penurunan emisi yang lebih ambisius, yaitu sebesar 31,89% (unconditionally) dari sebelumnya 29%, dan 43,20% (conditionally) dari sebelumnya yaitu 41%.
Berbagai kebijakan dan program tersebut diharapkan dapat membantu mendukung pengembangan potensi energi terbarukan di Indonesia. Diharapkan pula, Indonesia bisa mencapai target net zero emissions tahun 2060 nanti sesuai Perjanjian Paris 2015.
5. Investasi sebagai Solusi Memaksimalkan Potensi EBT
Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan EBT menjadi kunci untuk mengoptimalkan potensi yang ada. Dengan investasi yang cukup, Indonesia dapat mengembangkan infrastruktur dan teknologi yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi terbarukan secara efisien.
Dalam rangka memaksimalkan potensi EBT di Indonesia, Sucofindo menyediakan Jasa Pengujian Sample dan Analisis EBT untuk menganalisis indikator EBT di industri atau perusahaan Anda. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi halaman kontak kami di sini!