Asap tebal membubung tinggi, langit berubah kelabu, dan udara terasa sesak. Pemandangan ini telah menjadi pemandangan yang begitu akrab bagi kita dalam beberapa tahun terakhir, khususnya sejak tahun 2020. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) telah menjadi bencana tahunan yang tak kunjung usai, meluluhlantakkan hutan, mencemari udara, dan mengancam kesehatan jutaan orang. Lantas, apa yang sebenarnya menyebabkan meningkatnya kasus karhutla (kebakaran hutan dan lahan) sejak tahun 2020 dan bagaimana kita dapat mencegahnya?
Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Besar sejak 2020
Sejak tahun 2020, Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara kembali mengalami peningkatan kasus kebakaran hutan dan lahan yang cukup signifikan. Beberapa peristiwa besar yang menjadi sorotan dunia antara lain:
Indonesia
Kalimantan dan Sumatera
Kalimantan Barat sering mengalami karhutla, terutama di kawasan hutan gambut yang luas. Kota Pontianak dan sekitarnya seringkali diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan di wilayah ini. Juga Kalimantan Selatan dan hutan hujan tropis di Kalimantan Tengah memiliki banyak lahan gambut yang mudah terbakar, terutama di musim kemarau. Kota Banjarmasin, kota Palangka Raya dan sekitarnya sering terdampak kabut asap. Wilayah ini menjadi pusat perhatian dunia karena kebakaran hutan yang meluas dan menghasilkan asap tebal yang mengganggu aktivitas sehari-hari serta menyebabkan masalah kesehatan bagi penduduk.
Pulau Sumatera, khususnya provinsi Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan, telah menjadi langganan bencana kebakaran hutan dan lahan. Lahan gambut yang luas dan mudah terbakar di wilayah-wilayah ini menjadi penyebab utama. Kota-kota besar seperti Pekanbaru, Jambi, dan Palembang seringkali diselimuti kabut asap tebal akibat karhutla.
Kebakaran hutan di Indonesia bukan hanya disebabkan oleh faktor alam seperti El Niño, tetapi juga oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Praktik pembukaan lahan dengan cara membakar hutan untuk perkebunan sawit dan pulp, serta pembakaran lahan pertanian, menjadi penyebab utama. Selain itu, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan dan lemahnya penegakan hukum membuat masalah ini semakin kompleks. Akibatnya, tidak hanya hutan yang rusak, tetapi juga kualitas udara memburuk, kesehatan masyarakat terancam, dan ekonomi negara mengalami kerugian yang sangat besar.
Australia
Kebakaran Hutan Australia merupakan salah satu bencana kebakaran hutan terparah dalam sejarah Australia. Wilayah-wilayah yang paling parah terkena dampak meliputi New South Wales (Sydney dan Canberra), Victoria (wilayah timur), Queensland (wilayah perbatasan dengan New South Wales). Kebakaran ini meluluhlantakkan jutaan hektar hutan, menewaskan ratusan orang, dan menyebabkan kerusakan ekosistem yang sangat parah. Berdasarkan data WWF pada tanggal 28 Juli 2020, setidaknya terdapat 3 miliar hewan terluka akibat kebakaran hutan Australia.
Kebakaran hutan yang melanda Australia pada tahun 2020 merupakan hasil dari interaksi kompleks antara faktor alam dan aktivitas manusia. Perubahan iklim global telah menciptakan kondisi yang semakin kering dan panas, dengan musim panas yang lebih panjang dan intens. Kondisi ini membuat vegetasi menjadi sangat kering dan mudah terbakar. Di sisi lain, praktik pengelolaan lahan yang tidak berkelanjutan, seperti pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan, juga meningkatkan risiko kebakaran. Selain itu, faktor alam seperti angin kencang, terutama angin busa yang khas Australia, mempercepat penyebaran api dengan cepat. Angin busa membawa serta embusan api dan bara api yang menyulut vegetasi di area yang belum terbakar. Kombinasi antara faktor alam yang ekstrim dan aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan telah menciptakan “badai sempurna” yang memicu kebakaran hutan yang sangat dahsyat dan meluas di Australia.
Amerika Serikat
California
Tahun 2020 menjadi salah satu tahun terburuk bagi California dalam hal kebakaran hutan. Negara bagian ini dilanda serangkaian kebakaran besar yang meluluhlantakkan hutan, menghancurkan properti, dan mengancam nyawa penduduk.
Beberapa faktor yang menyebabkan California dilanda kebakaran hutan adalah musim panas yang panjang dan kering, serta angin Santa Ana yang kencang, menciptakan kondisi yang sangat kering dan mudah terbakar. Angin panas ini membawa udara kering dari gurun, memperparah kondisi kekeringan dan meningkatkan risiko kebakaran. Selain itu, sambaran petir, terutama saat musim hujan, juga dapat memicu kebakaran di hutan-hutan yang lebat. Namun, aktivitas manusia seperti pembakaran sampah, puntung rokok yang dibuang sembarangan, atau percikan api dari peralatan mesin juga sering menjadi pemicu utama terjadinya kebakaran. Kondisi iklim yang ekstrem ditambah dengan perilaku manusia yang tidak bertanggung jawab telah menjadikan kebakaran hutan sebagai ancaman serius bagi California.
Cara Pencegahan Kebakaran Hutan
Pencegahan Kebakaran Hutan dalam Skala Kecil
Meningkatkan kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. Melalui kampanye sosialisasi yang intensif, masyarakat perlu diberikan pemahaman yang mendalam tentang bahaya kebakaran hutan, penyebabnya, serta dampak buruk yang ditimbulkannya bagi lingkungan dan kehidupan manusia. Selain itu, mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam upaya pencegahan kebakaran hutan juga sangat penting. Kegiatan seperti patroli bersama, membersihkan lahan dari material yang mudah terbakar, dan melaporkan tanda-tanda kebakaran secara dini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengurangi risiko terjadinya kebakaran hutan. Dengan melibatkan masyarakat secara langsung, kita dapat membangun rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menjaga kelestarian hutan.
Perilaku individu memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. Tindakan sederhana seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan dapat mencegah munculnya titik api yang dapat menjalar menjadi kebakaran besar, terutama di daerah yang kering. Selain itu, membakar sampah di area terbuka juga sangat berisiko, karena api dapat dengan mudah menyebar dan sulit dipadamkan, terutama saat kondisi angin kencang. Ketika berkemah atau melakukan aktivitas di alam bebas, kita juga perlu selalu berhati-hati dengan api unggun. Pastikan api benar-benar padam sebelum meninggalkan lokasi untuk mencegah terjadinya kebakaran yang tidak diinginkan. Dengan kesadaran dan kepedulian individu, kita dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian hutan dan mencegah terjadinya bencana kebakaran.
Pencegahan Kebakaran Hutan dalam Skala Besar
Pengelolaan hutan yang baik merupakan salah satu kunci dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan membuat jalur api di sekitar kawasan hutan. Jalur api ini berfungsi sebagai penghalang alami yang dapat mencegah penyebaran api ke area yang lebih luas. Selain itu, penipisan hutan dengan cara mengurangi kepadatan pohon juga dapat mengurangi bahan bakar yang tersedia sehingga api tidak mudah menyebar. Reboisasi, yaitu penanaman kembali pohon-pohon yang telah ditebang, juga sangat penting untuk memperbaiki kondisi hutan dan meningkatkan ketahanan terhadap kebakaran.
Teknologi berperan penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Sistem peringatan dini, yang memanfaatkan teknologi satelit dan sensor, memungkinkan kita untuk mendeteksi titik api sejak dini sebelum api menyebar luas. Dengan adanya sistem ini, tim pemadam kebakaran dapat segera dikerahkan ke lokasi kejadian. Selain itu, pemetaan wilayah yang rawan kebakaran juga sangat krusial. Melalui analisis data, kita dapat mengidentifikasi area-area yang memiliki risiko kebakaran tinggi berdasarkan faktor-faktor seperti jenis vegetasi, kondisi cuaca, dan sejarah kebakaran sebelumnya. Dengan informasi ini, upaya pencegahan dapat lebih terfokus dan efektif, sehingga meminimalkan dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan.
Penegakan hukum yang tegas merupakan pilar penting dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan. Sanksi berat harus diberikan kepada individu atau korporasi yang terbukti melakukan pembakaran hutan secara sengaja. Selain itu, pengawasan di daerah-daerah yang rawan kebakaran, terutama saat musim kemarau, perlu ditingkatkan. Kerjasama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta juga sangat krusial. Melalui sinergi ini, berbagai upaya pencegahan dapat dilakukan secara lebih efektif, mulai dari patroli bersama, sosialisasi, hingga penegakan hukum. Dengan demikian, kita dapat menciptakan efek jera bagi pelaku pembakaran hutan dan mengurangi kejadian kebakaran hutan di masa mendatang.
Upaya Pemerintah
Peran pemerintah sangat krusial dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran hutan. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang tegas, seperti larangan pembukaan lahan dengan cara membakar dan pemberian insentif bagi masyarakat yang melakukan kegiatan pelestarian hutan. Selain itu, alokasi anggaran yang cukup untuk kegiatan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan juga sangat penting. Dengan anggaran yang memadai, pemerintah dapat meningkatkan kapasitas lembaga-lembaga terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dalam hal peralatan, pelatihan, dan sumber daya manusia. Dengan demikian, pemerintah dapat lebih efektif dalam melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan.
Kebakaran hutan adalah ancaman serius yang tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan ekonomi masyarakat. Kita semua memiliki peran penting dalam mencegah terjadinya kebakaran hutan. Bagi pelaku usaha, terutama yang bergerak di sektor komoditas seperti kelapa sawit, kayu, dan kopi, kepatuhan terhadap regulasi seperti EUDR menjadi sangat penting untuk memastikan rantai pasok yang berkelanjutan. Jika Anda membutuhkan dukungan dalam memenuhi persyaratan EUDR, SUCOFINDO siap membantu.