ArtikelSurvey

Tujuan dan Langkah-Langkah Survey Topografi

Untuk mengetahui kondisi permukaan tanah pada suatu wilayah, survey topografi atau survey pemetaan perlu dilakukan agar mendapatkan data akuratnya. Umumnya, pihak yang sudah profesional dalam bidang ini akan mengambil andil demi menjamin hasil survey akurat sesuai keadaan di wilayah tersebut. 

Profesional yang melakukan survey pemetaan akan terlihat berseragam dengan teropongnya sebagai instrumen survey. Hasil dari inspeksi topografi adalah peta topografi yang di dalamnya memuat data seperti benda di atas permukaan hingga pepohonan. Untuk mengenal lebih jauh tentang survey topografi ini, mari intip penjelasan berikut!

Mengenal Survey Topografi

Kata topografi merupakan perpaduan dari dua kata, yaitu topos dan grapho. Arti kata topos adalah tempat, sedangkan kata grapho berarti menulis. Sehingga, topografi merupakan studi mengenai bentuk permukaan bumi dengan benda langit lain seperti satelit, planet, hingga asteroid.

Survey topografi itu sendiri adalah aktivitas memetakan, atau mapping, dengan tujuan identifikasi dan pemetaan kontur permukaan lengkap dengan kenampakan yang berada di atas permukaan tersebut, baik kenampakan alami maupun kenampakan buatan.

Untuk melakukan inspeksi topografi, perlu menggunakan alat pengukuran sudut dan jarak mulai dari theodolit, total station, auto level, hingga laser scanner.

Konsultan geofisika adalah ahli yang biasa melakukan inspeksi topografi. Pelaksanaannya pada bidang datar dan mengabaikan lengkung bentuk bumi yang kecil, dengan catatan perhitungannya menggunakan rumus. 

Walaupun tersedia teknologi yang memadai seperti penginderaan jarak jauh, namun survey pemetaan masih dilakukan untuk memastikan informasi tentang keadaan permukaan suatu lahan terjamin lebih akurat.

Hasil survey pemetaan pun akan banyak dimanfaatkan menjadi peta dasar ketika melakukan konstruksi bangunan, jalan, hingga drainase.

Tujuan Dilakukannya Survey Topografi

Setelah mengenal tentang survey pemetaan, mari bahas mengapa survey tersebut dilakukan. Umumnya, pihak-pihak yang melakukan aktivitas survey pemetaan ingin mencapai tujuan-tujuan berikut ini:

  1. Mengetahui posisi sembarang bentuk di atas permukaan bumi yang berbeda-beda
  2. Mengetahui dan menentukan bagaimana bentuk permukaan tanah serta benda-benda yang terdapat pada permukaan tersebut
  3. Mengetahui letak ketinggian, atau elevasi, segala hal yang berbeda di atas maupun bawah sebuah bidang dengan menjadikan Mean Sea Level (MSL) atau permukaan air laut rata-rata sebagai pedoman
  4. Mengetahui panjang, sudut, hingga posisi satu titik koordinat dari titik lainnya yang ada pada permukaan bumi, lalu menghitung luas suatu area yang telah dibatasi oleh area tertentu 

Langkah-Langkah dalam Survey Topografi

Untuk melakukan survey pemetaan, ada sepuluh langkah yang harus dilakukan. Apa saja itu? Berikut adalah daftaranya:

1. Mengikuti Prosedur Pengukuran Lapangan

Pertama-tama, petugas akan menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk survey. Lalu, memastikan bahwa seluruh anggota melakukan pemberitahuan terhadap segala pihak yang terlibat. Setelah itu, petugas akan melakukan orientasi ke lapangan.

Petugas kemudian melakukan pengukuran poligon (BM), pembuatan tugu BM, hingga pengukuran baseline serta existing (detail). Petugas juga menghitung koordinat dari polygon, detail, dan baseline, dengan mendokumentasikan setiap pekerjaan di lapangan serta melaporkannya secara tertulis.

2. Menyiapkan Peralatan dan Tim di Lapangan

Alat seperti total station hingga meteran sepanjang antara 50 meter dan 5 meter, akan disiapkan untuk melaksanakan survey topografi. Petugas juga menyediakan radio HT sebagai sarana komunikasi antar individu. 

Untuk menunjang survey, laptop yang berisi program penggambaran serta pengolahan data juga digunakan. Adapun anggota tim yang terlibat adalah surveyor, asisten surveyor, koordinator lapangan, hingga tenaga pembantu.

3. Berkoordinasi dengan Pihak Berwenang

Setelah peralatan dan anggota tim sudah siap melaksanakan survey, maka petugas perlu memastikan bahwa koordinasi dengan pihak berwenang sebagai pemberi kerja sudah jelas. Tujuannya agar tim survey tahu batasan pengukuran pada survey saat itu.

Jadi, petugas perlu memastikan koordinasi dalam bentuk surat izin dan tugas untuk pelaksanaan survey di lapangan sudah ada. Sehingga, ada pertanggung jawaban survey yang valid dan terjamin.

4. Orientasi Lapangan

Pastikan pula petugas telah orientasi lapangan, sebab medan yang akan diukur adalah medan baru yang belum familiar. Sehingga, tim survey mendapatkan gambaran umum tentang lokasi yang akan diukur dan bisa membuat rencana survey dan pengambilan data yang efektif.

5. Pengukuran Poligon

Langkah ini bertujuan sebagai acuan agar tim bisa mengetahui titik kontrol pada seluruh bagian lokasi yang akan diukur. Metode pengukuran poligon yakni dengan satu seri ketelitian jarak 1.5000, lalu dilanjutkan dengan pengukuran sudut. 

Pengukuran tersebut mengikuti batasan area, atau boundary, yang ukurannya akan digunakan pada survey. Alat yang digunakan pada tahap ini adalah total station beserta tim survey.

6. Membuat Tugu BM dan Mengukur Baseline

Setelah pengukuran poligon, petugas akan membuat tugu BM sebagai panduan pada hari-H survey hingga keesokan harinya. Jadi, petugas tidak perlu khawatir bila survey tidak selesai dalam satu hari sebab terdapat penanda di area terakhir survey.

Untuk pengukuran baseline, petuga akan membentangkan garis ke area tengah yang terpasang pada tiap 100 meter atau bisa menyesuaikan kondisi di lapangan. Baseline akan digunakan sebagai monitoring pekerjaan agar lebih mudah melalui pemasangan patok baseline.

7. Mengukur Existing (Detail)

Tahap ini akan mengukur tingkat ketinggian dari tanah pada area permukaan yang menjadi target. Setelah itu, pengukuran akan dilanjutkan ke area jalan utama, area jogging, jalur setapak, aliran air, sungai, hingga selokan utama. 

Pengukuran berikutnya berlanjut ke bangunan yang ada di area survey, seperti hotel, perumahan, hingga gedung perkantoran. Cara pengukuran adalah dengan petugas berdiri pada patok baseline.

8. Penghitungan Koordinat Poligon dan Baseline

Setelah pengukuran patok poligon, petugas akan menghitung koordinat poligon berdasarkan hasil perolehan data di lapangan. Alat yang digunakan untuk menghitung adalah bowdich. 

Hasil dari penghitungan tersebut merupakan koordinat tiga dimensi yang dinyatakan dalam X,Y,Z. Petugas yang bertanggung jawab untuk gambar akan menggunakan software bernama Autocad. 

Kemudian, petugas akan menghitung koordinat dari baseline dengan mengacu pada data dari poligon.

9. Penghitungan Koordinat Detail

Langkah berikutnya menggunakan Total Station untuk mengukur koordinat detail. Jika data telah didapat, maka akan diunduh menuju suatu perangkat lunak agar dapat disunting. Jadi, hasil koordinat titik detail dengan data murni yang dilakukan pengukuran  akan langsung menghitung dan merekam ke alat ukur.

10. Dokumentasi Lapangan

Petugas akan mengambil dokumentasi berupa video maupun foto sebagai bukti setiap kegiatan tim survey saat di lapangan. Dokumentasi tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan survey di masa mendatang.

Itulah tujuan dari survey atau inspeksi topografi dan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk melakukannya. Hasil dari survey pemetaan juga banyak diperlukan ketika terdapat konstruksi bangunan hingga jalanan, maka dari itu penting untuk melibatkan ahli di bidangnya agar data yang didapat akurat.

SUCOFINDO bisa menjamin keakuratan data dengan menyediakan jasa survey atau inspeksi topografi profesional. Apapun level perusahaan Anda, kami bersedia bekerja sama memberikan pelayanan yang komprehensif demi mendapatkan kualitas survey yang Anda inginkan.

Hubungi kontak SUCOFINDO agar dapat terhubung langsung dengan kami untuk konsultasi lebih lanjut mengenai layanan survey topografi!

Suka dengan apa yang Anda baca?
Bagikan berita ini: