ArtikelKonsultasiMineralSustainability

Ketahui Hal-Hal Berikut Sebelum Menggunakan Energi Terbarukan

EBT (Energi Baru Terbarukan), atau yang biasa disebut dengan energi terbarukan, merupakan sumber energi yang diperoleh dari sumber daya alam yang dapat diperbarui secara alami dan secara teoritis tidak terbatas. Energi terbarukan dihasilkan tanpa menghasilkan emisi gas rumah kaca berlebihan atau polusi lain yang berdampak negatif terhadap lingkungan. EBT memiliki banyak manfaat, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang terbatas, meningkatkan ketahanan energi, dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi ramah lingkungan.

Salah satu tantangan utama dalam transisi menggunakan energi terbarukan adalah efisiensi teknologi dan biaya yang lebih rendah dibandingkan sumber energi konvensional, namun penelitian dan pengembangan terus dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan transisi menggunaan EBT, ada beberapa hal yang perlu diketahui dan diperhatikan:

  1. Sasaran Strategis: Menentukan sasaran strategis perusahaan terkait penggunaan energi terbarukan. Apakah untuk mengurangi emisi karbon, mengurangi biaya energi, atau meningkatkan citra perusahaan yang berkelanjutan? Memahami tujuan-tujuan ini akan membantu dalam merumuskan rencana yang tepat.
  2. Evaluasi Kebutuhan Energi: Melakukan audit energi untuk memahami seberapa besar kebutuhan energi perusahaan, di mana energi digunakan, dan bagaimana penggunaan energi dapat ditingkatkan dalam hal efisiensi.
  3. Sumber Energi Terbarukan yang Tersedia: Pelajari tentang sumber energi terbarukan yang tersedia di lokasi perusahaan Anda. Ini bisa berupa energi matahari, angin, air, atau panas bumi. Pilih sumber yang paling sesuai dengan lingkungan dan kebutuhan perusahaan Anda.
  4. Biaya Investasi dan Pengembalian Investasi: Hitung biaya investasi awal untuk mengadopsi teknologi EBT dan perkiraan laba atas investasi. Evaluasi bagaimana investasi ini akan mempengaruhi keuangan perusahaan dalam jangka panjang.
  5. Peraturan dan Izin: Ketahui peraturan dan persyaratan perizinan yang berlaku untuk penerapan energi terbarukan di wilayah Anda. Pastikan Anda mematuhi semua persyaratan hukum yang relevan.
  6. Keamanan dan Pemeliharaan: Pertimbangkan faktor keamanan dan pemeliharaan sistem EBT. Pastikan perusahaan memiliki rencana pemeliharaan yang efektif untuk menjaga sistem tetap beroperasi.
  7. Pemasok dan Kontraktor: Identifikasi pemasok dan kontraktor yang memiliki pengalaman dalam instalasi dan pemeliharaan sistem energi terbarukan. Pilih pemasok dan kontraktor yang handal dan kompeten.
  8. Pelatihan Karyawan: Memastikan bahwa karyawan yang akan terlibat dalam pengoperasian dan pemeliharaan sistem energi terbarukan mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menjalankan tugasnya dengan baik.
  9. Manajemen Risiko: Pertimbangkan risiko yang terkait dengan transisi menuju EBT, seperti fluktuasi harga energi atau gangguan pasokan energi. Buat rencana mitigasi risiko yang tepat.
  10. Pemantauan dan Evaluasi: Setelah penerapan EBT, teruskan pemantauan dan evaluasi untuk memastikan sistem beroperasi sesuai harapan dan tujuan perusahaan tercapai.
  11. Komunikasi dan Pelaporan: Mengkomunikasikan transisi menuju energi terbarukan kepada pemangku kepentingan perusahaan dan publik. Membuat laporan berkala mengenai kemajuan dan pencapaian keberlanjutan energi.

Transisi menuju EBT merupakan keputusan strategis yang dapat memberikan manfaat jangka panjang baik dari segi lingkungan, perekonomian, dan citra perusahaan. Oleh karena itu, perencanaan yang tepat dan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek yang terlibat sangat penting sebelum melanjutkan ke arah ini.

Pentingnya Reklamasi Lingkungan dalam Transisi Energi Terbarukan

Reklamasi lingkungan merupakan tindakan yang sangat penting dan dapat mendukung transisi penggunaan energi terbarukan. Reklamasi lingkungan mengacu pada upaya mengembalikan atau memulihkan kawasan yang telah rusak oleh lingkungan, biasanya akibat aktivitas manusia seperti pertambangan, pengembangan atau eksploitasi sumber daya alam, ke kondisi yang lebih baik dan berkelanjutan secara ekologis. Berikut adalah alasan mengapa reklamasi lingkungan penting dilakukan sebelum atau selama transisi menuju EBT:

  1. Tanggung Jawab Lingkungan: Reklamasi lingkungan mencerminkan tanggung jawab sosial dan lingkungan dari perusahaan atau individu yang terlibat dalam proyek energi terbarukan. Hal ini menunjukkan komitmen untuk memperbaiki dampak lingkungan yang mungkin terjadi akibat kegiatan sebelumnya.
  2. Konservasi Sumber Daya: Reklamasi lingkungan dapat membantu menjaga atau memulihkan sumber daya alam yang mungkin telah rusak. Hal ini dapat mencakup penanaman kembali tanaman, perbaikan habitat satwa liar, atau pemulihan kualitas air.
  3. Mitigasi Dampak Negatif: Proyek energi terbarukan sendiri dapat menimbulkan dampak lingkungan, terutama jika proyek tersebut berlokasi di kawasan yang sensitif secara ekologis. Dengan melakukan reklamasi, Anda dapat mengurangi dampak negatif tambahan terhadap lingkungan.
  4. Izin dan Persetujuan Pendukung: Dalam banyak kasus, pemerintah atau badan pengatur memerlukan rencana reklamasi sebagai syarat untuk memberikan izin atau persetujuan untuk proyek energi terbarukan. Reklamasi yang baik dapat membantu menunjang kelancaran proses perizinan.
  5. Meningkatkan Citra dan Reputasi: Perusahaan yang menunjukkan komitmen terhadap reklamasi lingkungan dapat meningkatkan citra dan reputasinya di mata masyarakat, konsumen, dan investor.
  6. Penggunaan Lahan Berganda: Beberapa kawasan yang sebelumnya digunakan untuk kegiatan yang merusak lingkungan dapat diubah menjadi lahan yang dapat digunakan untuk proyek energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga surya atau angin.
  7. Kepatuhan Terhadap Peraturan: Di banyak wilayah hukum, terdapat peraturan yang mengharuskan dilakukannya reklamasi setelah kegiatan yang merusak lingkungan. Kegagalan untuk mematuhi peraturan ini dapat mengakibatkan hukuman hukum dan denda.
  8. Restorasi Lingkungan: Yang terpenting, reklamasi lingkungan merupakan langkah menuju pemulihan ekosistem yang mungkin terancam atau rusak. Hal ini penting untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan lingkungan.

Reklamasi lingkungan merupakan bagian integral dari praktik keberlanjutan dalam proyek energi terbarukan dan merupakan tindakan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan. Hal ini membantu memastikan bahwa transisi menuju EBT tidak hanya berfokus pada pengurangan emisi karbon, namun juga pada pemulihan dan perlindungan lingkungan secara lebih luas.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan konsultasi dan Sektor Pertambangan Mineral. Anda  bisa membaca artikel kami di sini. Jika Anda dan perusahaan Anda membutuhkan informasi lebih lanjut terkait layanan kami, hubungi dan konsultasikan hal tersebut di sini.

Artikel Lainnya

Suka dengan apa yang Anda baca?
Bagikan berita ini:

Berita Terkait